Senin, 19 April 2010

Pendidikan Jelajah Nusantara

Suatu ketika, saat saya sedang mengikuti perkuliahan pendidikan anti korupsi (PAK) di gedung tvst tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya sebuah pertanyaan. "Mengapa harus ada matakuliah ini?" "Efektifkah kuliah ini untuk mengurangi laju korupsi di Indonesia?." Hal ini menjadi pertanyaan saya karena dalam benak saya yang dipelajari merupakan sesuatu yang sifatnya konseptual, dan saya pikir hal tersebut tidak akan berpengaruh secara signifikan dalam mengurangi intensitas terjadinya korupsi di negara kita. Di satu sisi saya tidak dapat memungkiri bahwa dengan mengenal jenis dan dampak korupsi setidaknya mahasiswa lebih aware dan berhati-hati terhadap segala bentuk korupsi. Namun disisi lain saya mempertanyakan kembali, "adakah metode yang lebih efektif dalam mengurangi korupsi?." Kemudian saya merenung dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaan tersebut tanpa memerhatikan materi yang diberikan di kelas. Dalam perenungan yang saya lakukan tiba-tiba saya teringat akan pengalaman saya bertualang menikmati keindahan alam dan kekayaan nusantara, walaupun masih sedikit tempat yang sudah saya kunjungi. Secara tiba-tiba saya mendapatkan benang merah antara pengalaman yang saya dapatkan dan metode untuk mengurangi korupsi.

Saya berfikir bahwa salah satu faktor terjadinya korupsi adalah karena kurangnya rasa nasionalisme. Hal tersebut akan menjadi sangat pelik jika tidak segera diantisipasi karena akan berdampak negative pada tataran kehidupan lainnya. Dalam konteks dunia kampus dan mahasiswa, nasionalisme merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menjadi prioritas utama dalam capaian pendidikan. Kampus sebagai tempat mencetak generasi-generasi penerus yang memiliki kompetensi dan daya saing haruslah menempatkan pendidikan nasionalisme dalam peringkat atas. Mahasiswa merupakan subjek dan objek yang tepat karena dikemudian hari mereka akan menjadi pioneer dan penggerak dalam meningkatkan daya saing bangsa.

Dalam pandangan saya, pendidikan nasionalisme sangat penting untuk menciptakan manusia-manusia yang mencintai bangsa dan negaranya. Melalui peningkatan rasa nasionalisme secara otomatis keinginan untuk melakukan korupsi akan berkurang karena ia tidak akan tega untuk menjajah bangsanya sendiri dan mendzolimi jutaan saudara setanah airnya. Lalu pertanyaan berikutnya muncul, yaitu “Pendidikan nasionalisme seperti apakah yang efektif diterapkan di perguruan tinggi dimana subjek yang terlibat notabenenya adalah para pemuda yang penuh semangat dan energik?.”

Dari perenungan yang saya lakukan benang merah yang saya dapatkan adalah kampus sebagai institusi yang diisi oleh para pemuda sudah selayaknya untuk menerapkan pendidikan yang sifatnya fleksibel dan have fun. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektifitas pendidikan karena metode yang have fun dirasa sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Alasan tersebut adalah karena anak muda saat ini cenderung berada pada zona nyaman sehingga tidak suka dengan sesuatu yang sifatnya menekan dan mengekang.

Atas dasar hal tersebut maka saya mendapatkan ide bahwa kampus dapat menyelanggarakan matakuliah yang sifatnya petualangan dan penjelajahan terhadap kekayaan dan keanekaragaman nusantara. Mungkin subjek tersebut bisa dinamakan dengan matakuliah “jelajah nusantara” dimana eksplorasi kenaekaragaman budaya dan kekayaan alam nusantara menjadi perhatian utama. Selain itu matakuliah ini lebih menekankan pada metode yang sifatnya praktikal dengan sedikit konseptual. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak melakukan perjalanan penjelajahan yang sifatnya backpacking dengan meminimasi biaya serendah mungkin. Backpacking dengan biaya rendah dapat mengurangi budaya konsumtif yang justru dapat menghambat terwujudnya rasa nasionalisme.

Mahasiswa disuguhkan dengan pengalaman yang tidak biasa karena sehari-hari mereka hanya berada di kelas untuk mendapatkan konsep-konsep yang memperkaya hard skill. Mahasiswa dikenalkan akan keunggulan Indonesia sebagai anugrah Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan sebaik-baiknya. Mahasiswa secara tidak sadar dipaksa untuk merasakan bahwa diri mereka merupakan bagian dari kekayaan bangsa dan negara yang dapat berguna bagi kemajuan Indonesia. Mahasiswa dibuat untuk senantiasa mewujudkan dan menjaga idealismenya sebagai generasi yang menentukan masa depan bangsa.

Sedikit demi sedikit jika metode tersebut dapat diterapkan dengan baik maka nurani mahasiswa akan tergugah untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Selain itu mereka akan mengurangi segala bentuk kejahatan yang merugikan bangsa dimana korupsi termasuk didalamnya. Diharapkan dengan metode tersebut mahasiswa dapat menikmati dan bahagia dengan keberadaanya dalam mewujudkan rasa nasionalisme karena mereka tidak pernah dipaksa untuk hal tersebut. Namun alam bawah sadar akan menuntun mereka kearah itu sehingga pemberantasan korupsi di negara kita akan lebih efektif.

Oleh karena itu

Mari kita inisiasi terselenggaranya pendidikan jelajah nusantara untuk perguruan tinggi

Untuk membangun kesadaran dan eksplorasi potensi bangsa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar