Senin, 10 Mei 2010

Bapak Tua Penjual Gorengan

Setiap malam mulai pukul delapan hingga tiga pagi seorang bapak tua sibuk menjual gorengan yang ia buat sambil menggorengnya. Tepat di depan kampus ITB bapak tua tersebut menanti setiap pembeli yang akan datang dengan gerobaknya yang terlihat sudah cukup usang. Bapak tua tersebut menanti pembeli yang sebagian besar adalah kalangan mahasiswa ITB sendiri. Kadangkala gorengan buatannya laris manis terjual namun seringkali juga tidak begitu banyak yang membelinya. Penyebabnya lebih dikarenakan oleh tingkat kesibukan kampus di malam hari yang tidak menentu. Seringkali ketika ada kegiatan yang cukup ramai di kampus ITB gorengannya pun laku terjual dengan cepat, namun juga sebaliknya. Ketika situasi tidak cukup ramai pembeli, tidak jarang nampak terlihat bapak tua tersebut tertidur dalam duduk penantiannya.

Kira-kira 70 tahun umur bapak tua tersebut. Namun ditengah umurnya yang dapat dibilang sangat uzur, seorang bapak tua tersebut tidak pernah mengenal lelah dalam menghadapi hidupnya. Malam demi malam ia lalui untuk dapat menghasilkan rupiah yang mungkin bagi sebagian orang tidak ada artinya, namun baginya sangat luar biasa. Tetesan keringat selalu mengalir membasahi raut wajahnya yang sudah keriput.

Di balik kerasnya perjuangan seorang bapak tua yang selalu berjualan sendiri beliau menerapkan nilai-nilai kepercayaan kepada calon pembelinya. Setiap pembeli yang datang dipersilakan untuk mengambil sendiri gorengannya sesuai jumlah pembeliannya. Beliau percaya kepada pembelinya bahwa mereka adalah orang-orang yang jujur. Sehingga setiap gorengan yang dibeli tidak pernah beliau hitung jumlahnya. Di balik realita tersebut ternyata beliau mengajarkan sifat yang sangat mulia kepada kita. Kerja keras dan kejujuran senantiasa mewarnai setiap detik perniagaannya. Dengan segenap sisa-sisa tenaganya tampak raut wajah beliau yang sudah lelah menghadapi kerasnya realita hidup, namun beliau tidak pernah menunjukkan ekspresi mengeluh.

Entah mengapa di setiap malamnya beliau selalu menghabiskan waktunya sendiri dengan menjual gorengan. Tidak pernah nampak wajah-wajah muda yang selayaknya menemaninya disetiap kesendiriannya. Tidak pernah terlihat seorang anak ataupun keluarganya yang bahkan seharusnya menggantikan keberadaan beliau untuk bekerja. Mengingat usianya yang sudah sangat tua tidak selayaknya beliau duduk di tengah dinginnya malam menanti setiap pembeli yang datang. Dengan usia yang seuzur itu seharusnya setiap malam dilalui dengan bencengkrama bersama cucu-cucunya dan menikmati sisa-sisa umurnya. Kemanakah anak-anak dan keluarga beliau?, apakah mereka sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga tidak mampu lagi mengurus orang tuanya? Ataukah mereka acuh tak acuh dan tidak peduli dengan kondisinya?, atau bahkan beliau tidak pernah memiliki keluarga?. Kita tidak tahu jawaban apa yang akan keluar dari mulut beliau jika pertanyaan tersebut ditanyakan. Namun yang umum dan tampaknya menjadi penyebab utama hal tersebut adalah kondisi ekonomi yang memaksa beliau untuk bekerja di tengah sisa-sisa waktunya.

Setiap kemungkinan bisa terjadi, namun bagi orang-orang yang hanya bisa mengamati yang paling penting bukanlah apa penyebab beliau bisa seperti itu, namun hikmah apa yang dapat dipetik dari setiap peristiwa. Oleh karena itu setiap kisah perjalanan hidup manusia memiliki nilai dan manfaat yang dapat membuat setiap detik menjadi sangat berharga karena ternyata diluar sana banyak orang lain yang tidak lebih beruntung daripada kita. Ketidakberuntungan yang mereka alami pun tidak menyurutkan niat dan semangat mereka untuk senantiasa melakukan yang terbaik bagi dirinya dan orang lain sehingga setiap kisah hidup bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.

Selasa, 20 April 2010

Pertanyaan Interview

Dalam proses untuk mendapatkan pekerjaan setelah mengakhiri masa kuliahnya seseorang akan berhadapan dengan test masuk kerja. Pada test masuk kerja tersebut setiap orang akan menghadapi wawancara. Wawancara merupakan salah tahap yang paling penting dalam penerimaan karyawan baru. Seringkali wawancara menjadi penentu dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang diterima di perusahaan tempat dia melamar.

Ketika menghadapi wawancara terdapat beberapa pertanyaan yang seringkali dipertanyakan oleh orang yang mewawancarai. Pertanyaan tersebut diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu pertanyaan umum dan teknik behavioural. Pertanyaan umum adalah pertanyaan yang selalu diberikan saat wawancara, sedangkan pertanyaan teknik behavioural adalah pertanyaan yang lebih mendalam untuk mengenal diri calon pekerja. Berikut beberapa contoh pertanyaan yang dipertanyakan pada saat wawancara kerja,

Pertanyaan umum :
• Jelaskan pada saya bagaimana gambaran diri anda?
• Apa kelebihan dan kekurangan anda?
• Apa saja prestasi yang pernah anda raih?
• Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?
• Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
• Darimana anda mengetahui perusahaan ini?
• Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
• Jika anda diterima untuk jabatan ini apa yang akan anda lakukan?
• Apa itu profesionalisme menurut anda?
• Apa teamwork menurut anda?
• Apa hoby anda?
• Berapa kali dalam seminggu anda melakukan hoby anda?

Pertanyaan teknik behavioural :
• Ceritakan pada saya bagaimana anda mengalami situasi yang tidak menyenangkan dan bagaimana cara anda mengatasinya?
• Bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan presentasi?
• Bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan membuat prioritas tugas mana yang harus diselesaikan?
• Bagaimana cara anda memotivasi team anda yang gagal dalam mencapai target pekerjaan?
• Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Berikan contohnya?
• Bisakah anda ceritakan kejadian dimana anda mencoba menyelesaikan tugas namun ternyata gagal? Jelaskan juga penyebabnya
• Apa yang akan anda lakukan ketika anda dipaksa membuat aturan yang tidak menyenangkan bagi karyawan namun dapat menguntungkan bagi perusahaan?

Dalam melakukan wawancara kerja ada baiknya untuk berinteraksi dua arah, yaitu dengan menanyakan beberapa hal yang dirasa perlu untuk diketahui. Tujuannya adalah untuk menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan komunikasi yang baik si pelamar kerja. oleh sebab itu beberapa pertanyaan dapat dipersiapkan sebelumnya agar wawancara berjalan dengan efektif.

(materi tersebut disarikan dari “training manajemen karir” yang disampaikan oleh direktur perusahaan yang bergerak dibidang sumber daya manusia)

Seorang Marketer Harus Gila

Terinspirasi dari sebuah konten majalah yang mengatakan bahwa seorang marketer harus dapat melakukan promosi yang efektif dan efisien. Marketer harus mampu menggunakan sedikit energinya namun tetap menghasilkan efek yang besar. Hal inilah yang diistilahkan dengan memanfaatkan prinsip dongkrak. Dalam mendongkrak sesuatu cukup melakukan pemompaan yang ringan dan mudah terhadap zat hidraulik yang terkandung. Efek yang dihasilkan dari dongkrak dapat menyebabkan beban seberat ratusan ton terangkat. Oleh karena itu efektifitas inilah yang patut ditiru seorang marketer.

Metode yang dapat diterapkan seorang marketer untuk mendongkrak penjualan produknya bermacam-macam. Sebagai contoh adalah seorang marketer dapat melakukan promosi dengan menggunakan media digital, cetak, maupun konvensional. Media digital seperti internet sudah terbukti dapat meningkatkan penjualan secara signifikan karena mencakup pasar yang tidak terbatas. Sedangkan media cetak dapat digunakan untuk promosi yang lebih menyentuh kalangan menengah kebawah sehingga sifatnya sangat segmentatif.

Pada ketiga metode tersebut metode konvensional tidak banyak menjadi sorotan, bahkan cenderung ditinggalkan karena terkesan kuno dan tidak efektif. Hal sebaliknya diungkapkan oleh seorang Manajer Asia PR, Ia mengungkapkan bahwa metode konvensional, yaitu penyebaran berita dari mulut ke mulut sangat baik dalam mendongkrak penjualan. Hal ini karena tingkat kepercayaan konsumen yang akan meningkat jika disampaikan langsung oleh orang yang pernah mengalaminya. Metode yang dikenal dengan istilah micro-buzz ini sangat baik jika dapat diterapkan, tentunya dengan berbagai cara yang menciptakannya. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan inovasi pemasaran, contohnya yaitu memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk menentukan harga barang yang mereka beli. Cara tersebut dapat menciptakan pandangan konsumen yang membentuk pengalaman mengesankan. Akibat yang ditimbulkan dari kesan tersebut adalah konsumen akan menyampaikannya kepada orang lain sehingga akan meningkatkan minat konsumen baru untuk membeli produk kita. Selain itu kesan dan kepercayaan yang timbul akan menjaga loyalitas pelanggan. Kekuatan pemberitaan akan hebohnya hal tersebut menjadi bumbu tersendiri dalam metode micro-buzz ini. Kecepatan dan efektifitas promosi dari metode tersebut mengikuti deret ukur dalam hal sampainya berita tersebut ke telinga calon konsumen berikutnya.

Penerapan metode konvensional dengan cara micro-buzz yang tepat justru akan berdampak lebih baik bagi perusahaan. Hal ini terjadi karena metode tersebut lebih efektif dalam menggaet pelanggan dan menjaga loyalitasnya karena langsung disampaikan melalui orang yang pernah memiliki pengalaman sebelumnya. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan promosi dengan menggunakan kombinasi dari ketiga metode tersebut.

Self assessment

Menurut tes self assessment yang gw lakukan 3 hari yang lalu ternyata digambarkan bahwa gw adalah orang yang cocok dalam hal menciptakan, mengembangkan, memasarkan, mengomunikasikan, mengaitkan, dan memimpin secara visioner. Selain itu divisualisasikan bahwa gw merupakan orang yang memiliki kekurangan pada urusan seni dan yang bersifat menginterogasi. Secara umum beberapa hal tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan. Disatu sisi hampir seluruhnya tepat, namun disisi lain ada hal-hal yang kurang akurat, yaitu kekuatan significant karena sampai saat ini gw bukanlah orang yang pandai mengobral sesuatu. Selain itu gw orang yang menyukai seni, atau lebih tepatnya menikmati seni namun tidak terampil dalam mengembangkan skillnya.

Kecenderungan sifat dan potensi pun mengalami perubahan pada setiap kesempatan. Hal ini dirasa diakibatkan oleh orientasi dan focus yang berbeda saat melakukan test pada suatu waktu. Jadi karakter, kelebihan, dan kekurangan seseorang dapat berbeda pada hasil test diwaktu tertentu dibandingkan dengan test yang pernah dilakukan sebelumnya. Namun hasil tersebut tidak akan jauh berbeda dengan sebelumnya karena setiap individu memiliki kekuatan yang dominan dan yang fluktuasi. kekuatan yang fluktuatif dapat berubah dan biasanya cenderung mengikuti suasana hati, ketertarikan pada hal tertentu, dan perubahan mood.

Manusia memiliki karakter yang kuat dalam dirinya karena bakatnya. Tetapi wajar jika individu dengan karakter yang kuat dapat berubah sewaktu-waktu karena adanya sifat pendukung kedua dalam dirinya. Oleh karena itu sehebat atau seburuk apapun diri seseorang dapat diubah menjadi orang yang memiliki kepribadian berbeda.

Senin, 19 April 2010

Pendidikan Jelajah Nusantara

Suatu ketika, saat saya sedang mengikuti perkuliahan pendidikan anti korupsi (PAK) di gedung tvst tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya sebuah pertanyaan. "Mengapa harus ada matakuliah ini?" "Efektifkah kuliah ini untuk mengurangi laju korupsi di Indonesia?." Hal ini menjadi pertanyaan saya karena dalam benak saya yang dipelajari merupakan sesuatu yang sifatnya konseptual, dan saya pikir hal tersebut tidak akan berpengaruh secara signifikan dalam mengurangi intensitas terjadinya korupsi di negara kita. Di satu sisi saya tidak dapat memungkiri bahwa dengan mengenal jenis dan dampak korupsi setidaknya mahasiswa lebih aware dan berhati-hati terhadap segala bentuk korupsi. Namun disisi lain saya mempertanyakan kembali, "adakah metode yang lebih efektif dalam mengurangi korupsi?." Kemudian saya merenung dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaan tersebut tanpa memerhatikan materi yang diberikan di kelas. Dalam perenungan yang saya lakukan tiba-tiba saya teringat akan pengalaman saya bertualang menikmati keindahan alam dan kekayaan nusantara, walaupun masih sedikit tempat yang sudah saya kunjungi. Secara tiba-tiba saya mendapatkan benang merah antara pengalaman yang saya dapatkan dan metode untuk mengurangi korupsi.

Saya berfikir bahwa salah satu faktor terjadinya korupsi adalah karena kurangnya rasa nasionalisme. Hal tersebut akan menjadi sangat pelik jika tidak segera diantisipasi karena akan berdampak negative pada tataran kehidupan lainnya. Dalam konteks dunia kampus dan mahasiswa, nasionalisme merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menjadi prioritas utama dalam capaian pendidikan. Kampus sebagai tempat mencetak generasi-generasi penerus yang memiliki kompetensi dan daya saing haruslah menempatkan pendidikan nasionalisme dalam peringkat atas. Mahasiswa merupakan subjek dan objek yang tepat karena dikemudian hari mereka akan menjadi pioneer dan penggerak dalam meningkatkan daya saing bangsa.

Dalam pandangan saya, pendidikan nasionalisme sangat penting untuk menciptakan manusia-manusia yang mencintai bangsa dan negaranya. Melalui peningkatan rasa nasionalisme secara otomatis keinginan untuk melakukan korupsi akan berkurang karena ia tidak akan tega untuk menjajah bangsanya sendiri dan mendzolimi jutaan saudara setanah airnya. Lalu pertanyaan berikutnya muncul, yaitu “Pendidikan nasionalisme seperti apakah yang efektif diterapkan di perguruan tinggi dimana subjek yang terlibat notabenenya adalah para pemuda yang penuh semangat dan energik?.”

Dari perenungan yang saya lakukan benang merah yang saya dapatkan adalah kampus sebagai institusi yang diisi oleh para pemuda sudah selayaknya untuk menerapkan pendidikan yang sifatnya fleksibel dan have fun. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektifitas pendidikan karena metode yang have fun dirasa sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Alasan tersebut adalah karena anak muda saat ini cenderung berada pada zona nyaman sehingga tidak suka dengan sesuatu yang sifatnya menekan dan mengekang.

Atas dasar hal tersebut maka saya mendapatkan ide bahwa kampus dapat menyelanggarakan matakuliah yang sifatnya petualangan dan penjelajahan terhadap kekayaan dan keanekaragaman nusantara. Mungkin subjek tersebut bisa dinamakan dengan matakuliah “jelajah nusantara” dimana eksplorasi kenaekaragaman budaya dan kekayaan alam nusantara menjadi perhatian utama. Selain itu matakuliah ini lebih menekankan pada metode yang sifatnya praktikal dengan sedikit konseptual. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak melakukan perjalanan penjelajahan yang sifatnya backpacking dengan meminimasi biaya serendah mungkin. Backpacking dengan biaya rendah dapat mengurangi budaya konsumtif yang justru dapat menghambat terwujudnya rasa nasionalisme.

Mahasiswa disuguhkan dengan pengalaman yang tidak biasa karena sehari-hari mereka hanya berada di kelas untuk mendapatkan konsep-konsep yang memperkaya hard skill. Mahasiswa dikenalkan akan keunggulan Indonesia sebagai anugrah Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan sebaik-baiknya. Mahasiswa secara tidak sadar dipaksa untuk merasakan bahwa diri mereka merupakan bagian dari kekayaan bangsa dan negara yang dapat berguna bagi kemajuan Indonesia. Mahasiswa dibuat untuk senantiasa mewujudkan dan menjaga idealismenya sebagai generasi yang menentukan masa depan bangsa.

Sedikit demi sedikit jika metode tersebut dapat diterapkan dengan baik maka nurani mahasiswa akan tergugah untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Selain itu mereka akan mengurangi segala bentuk kejahatan yang merugikan bangsa dimana korupsi termasuk didalamnya. Diharapkan dengan metode tersebut mahasiswa dapat menikmati dan bahagia dengan keberadaanya dalam mewujudkan rasa nasionalisme karena mereka tidak pernah dipaksa untuk hal tersebut. Namun alam bawah sadar akan menuntun mereka kearah itu sehingga pemberantasan korupsi di negara kita akan lebih efektif.

Oleh karena itu

Mari kita inisiasi terselenggaranya pendidikan jelajah nusantara untuk perguruan tinggi

Untuk membangun kesadaran dan eksplorasi potensi bangsa


Minggu, 18 April 2010

Indahnya Sebuah Senyuman

Suatu pagi seorang anak kecil mulai berjalan mengarungi hidupnya yang panjang. Momen hari itu pun ia awali dengan menatap indahnya panorama dan segarnya udara di pagi hari. Perjalanan yang panjang dan berliku itu pun diawali dengan sebuah impiannya yang begitu indah, yaitu melihat bintang-bintang di malam hari, dan tenggelam larut bersama cahaya yang meneranginya. Detik demi detik ia lalui dengan melakukan segala upaya agar tujuannya tercapai. Impian yang indah hanya dapat dicapai dengan melalui banyak proses yang mendahuluinya. Kerja keras dan rasa syukur menjadi unsur utama dalam tercapainya mimpi-mimpi yang selama ini diinginkannya.

Waktu demi waktu berlalu begitu cepat, perjalanan itu dilalui dengan mencari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya dengan penuh ketekunan. Kadangkala rasa bosan dan lelah menyertai raganya yang kecil, namun semangatnya tak pernah luntur untuk terbang bersama bintang-bintang. Dari kota ke kota ia menempuh siklus hidup untuk mencari bekal dalam perjalanan. Kehidupan yang berubah sesuai perputaran roda memperkuat mental dan keinginannya untuk menjadi seseorang yang berhasil mengarungi angkasa dalam sebuah lingkaran bintang-bintang. Kerasnya kehidupan dan tajamnya waktu membuatnya penuh keringat dan perasaan yang tidak dapat dirasakan orang lain. Air mata dan sakit hati menyertai perjalanannya yang tiada pernah tenggelam. Hinaan, perasaan rendah diri, dan penyesalan kadangkala menyertai langkah-langkah kakinya, namun semua itu hanyalah gigitan kecil yang tiada berasa. Interaksi dengan segala jenis insan manusia senantiasa dilakukan semata-mata untuk memperlancar perjalanannya menggapai bintang-bintang. Namun ia tidak akan pernah kuat mengarungi perjalan itu jika hanya mengandalkan kegigihan dan semangatnya yang senantiasa membara. Dalam hatinya ia selalu memancarkan cahaya yang tidak pernah terkalahkan dengan kekuatan yang relatif. Dalam setiap derap langkahnya ia selalu menggunakan pikiran, hati, dan ekspresinya untuk senantiasa tersenyum menatap segala apa yang ada dihadapannya karena ia yakin waktu untuk bertemu dengan bintang-bintang akan tiba pada saatnya nanti melalui indahnya sebuah senyuman.

Fondasi Kepemimpinan

Kepemimpinan akan selalu diliputi dengan niat, harapan, obsesi, keinginan, nafsu, semangat, kepercayaan, pengorbanan, dan perspektif. Yang terpenting adalah pemimpin bukanlah orang yang mengatur, pemimpin bukanlah orang yang besar, pemimpin bukanlah orang terbaik, pemimpin bukanlah orang yang belajar, namun pemimpin adalah orang utusan untuk memegang amanah yang akan menorehkan tinta peradaban melalui kemaslahatan masyarakat dalam jalan yang ideal. Amanah yang dipegang pemimpin sangatlah berat dan besar, bahkan gunung-gunung pun tidak sanggup memikul amanah yang diberikan. Tanggung jawab pemimpin tidaklah sekedar terhadap tugas-tugasnya, organisasinya, ataupun sistemnya, namun ia juga bertanggung jawab terhadap bawahan-bawahannya, team-teamnya, baik secara struktural maupun kultural. Sedikit saja pemimpin tertinggal dalam menjalankan amanah dengan baik maka suka tidak suka dan mau tidak mau dia akan mempertanggung-jawabkannya kelak. Keteladanan pemimpin sangat dibutuhkan. Pemimpin akan menjadi sosok yang akan selalu diperhatikan setiap saat. Namun seorang pemimpin tidak pernah mengharapkan perhatian, seorang pemimpin tidak pernah mengharapkan keuntungan, dan seorang pemimpin tidak pernah mengharapkan jabatan. Bagaimana mungkin pemimpin mengharapkan jabatan sedangkan jabatan itu adalah amanah yang bila ia tidak bisa menggenggamnya dengan baik maka ia akan menjadi orang yang paling sengsara?

Pemimpin akan selalu berusaha memegang amanah dengan baik dan selalu mencoba untuk membuat sesuatu lebih baik, namun sudah hukum alam akan banyak terjadi benturan-benturan yang bukan tidak mungkin dapat mempertaruhkan dirinya, namun bila ia dapat melaluinya dengan baik maka ia adalah orang yang akan pertama kali mendapatkan kebahagiaan yang hakiki. Teladan kepemimpinan dapat kita ambil dari sebuah kisah seorang Umar bin Abdul Aziz yang tidak pernah berani untuk memegang amanah jabatan pemimpin, bahkan sampai-sampai ia dikejar-kejar oleh orang-orang yang percaya dan berharap penuh padanya, sampai akhirnya ia menerima amanah tersebut karena sudah tidak ada lagi tempat untuk berlari dari kepercayaan yang telah diberikan oleh banyak orang. Kejadian yang menarik adalah ketika pemimpin tersebut mematikan sebuah penerangan yang tinggal satu-satunya karena berasal dari uang rakyat, dan penggunaannya bukan untuk kepentingan masyarakat.

Seorang pemimpin akan menjadi orang yang pertama ketika ia harus berkorban demi rakyatnya, dan menjadi orang yang terakhir ketika ia mendapatkan peluang untuk menikmati kesenangan. Pemimpin adalah orang yang selalu dengan ikhlas memberi makan orang buta sedang orang tersebut terus mencaci-maki namanya, dan pemimpin akan selalu melihat pada hakikat dari amanah yang diberikan.

Lantas seperti apakah fondasi terpenting dari seorang pemimpin?
Pepatah mengatakan "Jika ingin melihat seorang lihatlah dari kebiasaannya, maka kau akan tau tindakan-tindakannya,jika kau perhatikan tindakannya maka kau akan mengerti kata-katanya, jika kau dengarkan kata-katanya maka kau akan faham pola pikirnya, dan jika kau cermati pikirannya maka kau akan terhanyut dalam perasaaan hatinya". mungkin sebagian besar orang mengganggap bahwa kata-kata tersebut hanyalah sebuah hiasan semata, atau mungkin sebagai sesuatu yang berlebihan, namun jika dicermati lebih jauh maka itu adalah sebuah makna yang besar, yang dapat menjadi dasar untuk melihat dan menjadikan seseorang sebagai pemimpin. Hati seorang pemimpin yang sebenarnya akan selalu tulus dan ikhlas dalam amanah kepemimpinannya. Hati dan perasaanya akan melihat lebih jauh lagi untuk apa amanah diberikan, ia akan menganggap dan melihat berbagai hal yang lebih besar dalam perspektif yang lebih luas, karena lingkungan berharap besar akan kontribusi dari seorang pemimpin, dan semuanya akan tercermin dari kata-kata, tindakan, dan kebiasaannya, namun bukan sekedar retorika.

Pemimpin sesunguhnya adalah seseorang yang faham dan menyadari akan hakikat kepemimpinan itu sendiri, mampu berfikir besar yang tidak hanya untuk dirinya, bawahan-bawahannya, ataupun anggota-anggotanya, namun juga untuk lingkungan yang lebih luas dan membutuhkan sentuhan kontribusi. Mereka adalah orang-orang yang takut akan jabatan, namun kuat dalam memegang amanah jabatan. Pemimpin adalah orang yang dapat menjadi teladan dalam banyak hal, melalui kebiasaan dan tindakan-tindakannya. Mereka yang terbaik adalah yang mampu mencetak kader-kader penerus yang lebih baik melalui sentuhan paradigma dan hati untuk tujuan yang besar.

Transformasi melalui Paradigma dan Hati
-Untuk Kita, Mereka, dan Peradaban-