Minggu, 18 April 2010

Fondasi Kepemimpinan

Kepemimpinan akan selalu diliputi dengan niat, harapan, obsesi, keinginan, nafsu, semangat, kepercayaan, pengorbanan, dan perspektif. Yang terpenting adalah pemimpin bukanlah orang yang mengatur, pemimpin bukanlah orang yang besar, pemimpin bukanlah orang terbaik, pemimpin bukanlah orang yang belajar, namun pemimpin adalah orang utusan untuk memegang amanah yang akan menorehkan tinta peradaban melalui kemaslahatan masyarakat dalam jalan yang ideal. Amanah yang dipegang pemimpin sangatlah berat dan besar, bahkan gunung-gunung pun tidak sanggup memikul amanah yang diberikan. Tanggung jawab pemimpin tidaklah sekedar terhadap tugas-tugasnya, organisasinya, ataupun sistemnya, namun ia juga bertanggung jawab terhadap bawahan-bawahannya, team-teamnya, baik secara struktural maupun kultural. Sedikit saja pemimpin tertinggal dalam menjalankan amanah dengan baik maka suka tidak suka dan mau tidak mau dia akan mempertanggung-jawabkannya kelak. Keteladanan pemimpin sangat dibutuhkan. Pemimpin akan menjadi sosok yang akan selalu diperhatikan setiap saat. Namun seorang pemimpin tidak pernah mengharapkan perhatian, seorang pemimpin tidak pernah mengharapkan keuntungan, dan seorang pemimpin tidak pernah mengharapkan jabatan. Bagaimana mungkin pemimpin mengharapkan jabatan sedangkan jabatan itu adalah amanah yang bila ia tidak bisa menggenggamnya dengan baik maka ia akan menjadi orang yang paling sengsara?

Pemimpin akan selalu berusaha memegang amanah dengan baik dan selalu mencoba untuk membuat sesuatu lebih baik, namun sudah hukum alam akan banyak terjadi benturan-benturan yang bukan tidak mungkin dapat mempertaruhkan dirinya, namun bila ia dapat melaluinya dengan baik maka ia adalah orang yang akan pertama kali mendapatkan kebahagiaan yang hakiki. Teladan kepemimpinan dapat kita ambil dari sebuah kisah seorang Umar bin Abdul Aziz yang tidak pernah berani untuk memegang amanah jabatan pemimpin, bahkan sampai-sampai ia dikejar-kejar oleh orang-orang yang percaya dan berharap penuh padanya, sampai akhirnya ia menerima amanah tersebut karena sudah tidak ada lagi tempat untuk berlari dari kepercayaan yang telah diberikan oleh banyak orang. Kejadian yang menarik adalah ketika pemimpin tersebut mematikan sebuah penerangan yang tinggal satu-satunya karena berasal dari uang rakyat, dan penggunaannya bukan untuk kepentingan masyarakat.

Seorang pemimpin akan menjadi orang yang pertama ketika ia harus berkorban demi rakyatnya, dan menjadi orang yang terakhir ketika ia mendapatkan peluang untuk menikmati kesenangan. Pemimpin adalah orang yang selalu dengan ikhlas memberi makan orang buta sedang orang tersebut terus mencaci-maki namanya, dan pemimpin akan selalu melihat pada hakikat dari amanah yang diberikan.

Lantas seperti apakah fondasi terpenting dari seorang pemimpin?
Pepatah mengatakan "Jika ingin melihat seorang lihatlah dari kebiasaannya, maka kau akan tau tindakan-tindakannya,jika kau perhatikan tindakannya maka kau akan mengerti kata-katanya, jika kau dengarkan kata-katanya maka kau akan faham pola pikirnya, dan jika kau cermati pikirannya maka kau akan terhanyut dalam perasaaan hatinya". mungkin sebagian besar orang mengganggap bahwa kata-kata tersebut hanyalah sebuah hiasan semata, atau mungkin sebagai sesuatu yang berlebihan, namun jika dicermati lebih jauh maka itu adalah sebuah makna yang besar, yang dapat menjadi dasar untuk melihat dan menjadikan seseorang sebagai pemimpin. Hati seorang pemimpin yang sebenarnya akan selalu tulus dan ikhlas dalam amanah kepemimpinannya. Hati dan perasaanya akan melihat lebih jauh lagi untuk apa amanah diberikan, ia akan menganggap dan melihat berbagai hal yang lebih besar dalam perspektif yang lebih luas, karena lingkungan berharap besar akan kontribusi dari seorang pemimpin, dan semuanya akan tercermin dari kata-kata, tindakan, dan kebiasaannya, namun bukan sekedar retorika.

Pemimpin sesunguhnya adalah seseorang yang faham dan menyadari akan hakikat kepemimpinan itu sendiri, mampu berfikir besar yang tidak hanya untuk dirinya, bawahan-bawahannya, ataupun anggota-anggotanya, namun juga untuk lingkungan yang lebih luas dan membutuhkan sentuhan kontribusi. Mereka adalah orang-orang yang takut akan jabatan, namun kuat dalam memegang amanah jabatan. Pemimpin adalah orang yang dapat menjadi teladan dalam banyak hal, melalui kebiasaan dan tindakan-tindakannya. Mereka yang terbaik adalah yang mampu mencetak kader-kader penerus yang lebih baik melalui sentuhan paradigma dan hati untuk tujuan yang besar.

Transformasi melalui Paradigma dan Hati
-Untuk Kita, Mereka, dan Peradaban-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar